Pahami 4 Jenis Reksadana Sebelum Mulai Investasi
Reksadana memang minim risiko dibandingkan instrumen investasi lain. Tapi, Sobat PINA perlu memahami karakteristik empat jenis reksadana ini supaya tepat sasaran!
Mana ya jenis reksadana yang sebaiknya dipilih? Survei dari Katadata menemukan kalau reksadana jadi investasi favorit Gen Z dan milenial. Bahkan dari 613 investor reksadana yang disurvei, 27,2% melakukan investasi secara rutin tiap bulan.
Banyak yang berpendapat bahwa reksadana adalah instrumen investasi yang paling minim risiko dan jenisnya pun cukup banyak. Reksadana juga menjadi populer karena prosesnya relatif mudah, bahkan bisa langsung dilakukan oleh investor pemula.
Meski begitu, apakah Sobat PINA sudah tahu kalau setiap jenis reksadana memiliki karakteristik yang berbeda?
Yuk, Kenali Apa Itu Reksadana!
Instrumen investasi ada bermacam-macam jenisnya. Ada yang minim risiko, tapi ada juga yang berisiko tinggi. Nah, salah satu instrumen investasi yang minim risiko adalah reksadana.
Menurut definisi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), reksadana adalah jenis investasi yang mengumpulkan dana dari para investor. Dana yang terkumpul kemudian dikelola oleh Manajer Investasi. Adanya Manajer Investasi inilah yang membuat reksadana minim risiko dan cocok untuk pemula.
Secara teknis, investasi dilakukan oleh Manajer Investasi. Ia adalah orang yang akan menganalisis keadaan pasar bursa dan kemudian memilih aset yang performanya menjanjikan. Jenis aset yang dipilih pun bermacam-macam, mulai dari obligasi, saham, hingga instrumen pasar uang. Jadi, Sobat PINA enggak perlu bingung memikirkan strategi investasi atau pusing soal aset yang harus dipilih.
Kelebihan lain dari reksadana adalah bebas pajak. Saat kamu menerima imbal hasil dari investasi reksadana, enggak ada kewajiban sama sekali untuk membayar pajak. Ini karena reksadana adalah KIK atau Kontrak Investasi Kolektif sehingga enggak bisa disebut sebagai Objek Pajak. Hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Reksadana Saham Sampai Reksadana Pasar Uang. Pahami Seluk Beluknya!
Wah, ternyata simpel ya cara kerja reksadana. Namun, jika melihat bursa, ternyata reksadana ada bermacam-macam jenisnya. Dari banyaknya pilihan tersebut, mana yang harus dipilih? Kamu bisa cari tahu soal empat jenis reksadana yang paling umum ditemukan berikut ini.
1. Reksadana Saham (RDS)
Jenis reksadana yang pertama adalah reksadana saham. Kalau kamu memilih reksadana ini, maka mayoritas dana investasi (minimal 80%) akan dialokasikan ke saham. Sesuai namanya, reksadana saham pun memiliki pergerakan yang mirip dengan saham.
- Kelebihan: Imbal hasil lebih besar dibanding jenis reksadana lainnya.
- Kekurangan: Risiko tinggi.
- Cocok untuk: Kamu yang memiliki profil risiko tinggi (investor agresif) dan enggak ragu menghadapi potensi rugi. Lebih cocok untuk investasi jangka panjang.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)
Manajer investasi yang mengelola reksadana pendapatan tetap akan mengalokasikan sebagian besar dana investor (minimal 80%) ke obligasi, kemudian sisanya ke pasar uang.
- Kelebihan: Imbal hasil cenderung stabil dari tahun ke tahun dan tingkat fluktuasinya tergolong rendah. Reksadana ini pun cukup fleksibel.
- Kekurangan: Obligasi yang dipilih bisa mengalami penurunan NAB (nilai aktiva bersih).
- Cocok untuk: Kamu yang memiliki profil risiko menengah (investor moderat). Lebih cocok untuk investasi jangka menengah-pendek.
3. Reksadana Pasar Uang (RDPU)
Pada jenis reksadana ini, mayoritas dana investasi akan dialokasikan ke instrumen pasar uang dan sisanya ke obligasi atau deposito.
- Kelebihan: Modal yang diperlukan cenderung kecil (bisa mulai dari Rp10.000)
- Kekurangan: Instrumen yang dipilih bisa mengalami penurunan NAB.
- Cocok untuk: Kamu yang memiliki profil risiko rendah (investor konservatif). Modalnya yang kecil juga membuat RDPU cocok untuk investor pemula.
4. Reksadana Campuran (RDC)
Terakhir ada reksadana campuran. Sama seperti namanya, jenis reksadana yang satu ini memecah dana investasi ke beberapa instrumen investasi. Misalnya, 50% dana dimasukkan ke saham, 25% ke pasar uang, dan sisanya ke obligasi.
- Kelebihan: Fleksibel dan menerapkan diversifikasi investasi.
- Kekurangan: Instrumen yang dipilih bisa mengalami penurunan NAB.
- Cocok untuk: RDC cocok untuk seluruh tipe investor, tinggal menyesuaikan komposisi dana investasi saja.
Misalnya, profil risiko tinggi bisa mengalokasikan dana lebih banyak ke saham. Sementara itu, profil risiko rendah bisa mengalokasikan sebagian besar dana investasi ke pasar uang.
Tips Investasi Reksadana untuk Pemula
Bagaimana, sudah tahu mana jenis reksadana yang akan kamu pilih? Sebelum mulai, Sobat PINA bisa simak tips investasi reksadana berikut ini.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Sebelum investasi, kamu harus punya tujuan yang jelas. Ini akan membantumu untuk menetapkan target dan memilih investasi.
Katakanlah kamu punya goal untuk jalan-jalan ke luar negeri pada tahun 2023 nanti. Maka, kamu bisa memilih investasi jangka pendek seperti RDPT karena targetmu butuh waktu kurang dari tiga tahun.
2. Ketahui Profil Risiko Diri Sendiri
Inilah yang wajib kamu ketahui sebelum berinvestasi. Pastikan dulu kamu sudah tahu profil risiko investasimu, apakah masuk kelompok risiko tinggi, menengah, atau rendah. Namun, umumnya investor pemula masuk dalam kelompok risiko rendah (investor konservatif).
Dari profil risiko ini, kamu bisa tahu mana jenis investasi yang sebaiknya dipilih. Kalau kamu tergolong berani ambil risiko, maka bisa pilih investasi yang risikonya tinggi seperti saham.
Begitu pula kalau kamu masuk dalam kelompok risiko rendah. Maka dari itu, pilihlah investasi yang minim risiko seperti reksadana pendapatan tetap.
3. Mulai dari Nominal Kecil
Ada anggapan bahwa investasi hanya bisa dilakukan dengan modal besar. Namun, sekarang kamu pun bisa mulai investasi dengan modal minim. Investasi seperti reksadana pasar uang bahkan bisa dimulai dengan modal Rp10.000 saja.
Untuk itu, enggak ada salahnya mulai berinvestasi dengan nominal kecil. Bakal lebih oke lagi kalau kamu rutin berinvestasi, misalnya tiap bulan setelah menerima gaji. Meski kecil, tapi jika dilakukan secara konsisten, hasilnya pasti enggak akan mengecewakan.
4. Terus Belajar dan Tambah Pengalaman
Investasi secara rutin juga akan membantumu memahami cara kerja investasi reksadana. Kamu bisa lebih mudah mengenali mana aset yang performanya baik dan enggak.
Selain itu, usahakan untuk memperkaya diri dengan pengetahuan seputar reksadana. Tenang saja, PINA sudah menyiapkan bermacam-macam artikel dan tips seputar investasi lewat menu Classroom yang bisa kamu akses kapan saja, lho!
5. Pilih Aplikasi Reksadana yang Praktis
Sudah siap, nih, buat investasi reksadana! Pertanyaannya, mana aplikasi investasi yang harus dipilih?
Buat kamu investor pemula, pilihlah aplikasi investasi yang mudah digunakan dan sudah terdaftar di OJK agar terjamin keamanannya, seperti PINA.
PINA adalah aplikasi keuangan all-in-one yang punya fitur investasi sekaligus manajemen keuangan. Jadi, enggak cuma berinvestasi, kamu juga bakal dibantu dalam mengelola keuangan pribadi, termasuk kasih tips biar financial goal yang kamu punya segera terwujud.
Memahami jenis reksadana sangat penting agar kamu bisa meminimalkan risiko investasi dan tentunya biar financial goal bisa tercapai.
Untuk investasi reksadana yang praktis, aman, dan bebas ribet, download PINA, aplikasi keuangan all-in-one yang praktis dan sudah dilindungi oleh OJK.
Lewat fitur Investasi Aktif, kamu bahkan bisa bangun portofolio mulai dari Rp10.000 saja. Yuk, download PINA sekarang, sudah tersedia di App Store dan Google Play Store!

Pina
Content Writer Team