Hemat Pangkal Kaya (dan Hidup Nyaman)

Mencatat semua pengeluaran dan pemasukan adalah salah satu upaya untuk mengelola keuangan dengan tepat. Mulailah fokus untuk berhemat di beberapa hal yang bisa kamu kontrol agar kamu bisa menabung lebih banyak.

Pernahkah kamu merasa kok gaji setiap bulan kayak cuma permisi aja? Masuk rekening tabungan, lalu keluar lagi dengan mudahnya. Boro-boro bisa merdeka secara finansial, mimpi untuk bisa punya aset juga kayaknya nggak akan bisa tercapai kalau begini-begini terus. Seringkali yang disalahkan adalah nominal gaji yang terlalu rendah dan tidak sebanding dengan  kebutuhan pengeluaranmu sekarang dan di masa depan. Padahal kalau mau ditelisik lebih lanjut sebenarnya ada lho cara untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, yaitu dengan berhemat.

Kira-kira bagaimana cara berhemat dan apa saja jenis pengeluaran yang harus diperhatikan agar punya hidup yang lebih baik ya?

Catat Semua Pengeluaranmu

Sebelum berbicara lebih lanjut tentang jenis pengeluaran yang harus dipangkas agar bisa berhemat, pertama-tama cara yang paling efektif adalah dengan selalu melacak pengeluaranmu. Semua perlu dicatat, ya! Mulai dari dinner fancy di restoran seharga Rp250.000,- sampai bayar parkir Rp4.000,- pun juga perlu dicatat. Biasanya saat mulai mencatat pengeluaran, kamu jadi tahu di area mana saja kamu paling banyak menghabiskan uang.

Dari sini, mulailah fokus untuk berhemat di hal-hal yang masih bisa kamu kontrol — yang sekaligus dapat memberikan dampak besar bagi arus keuanganmu. Tahukah kamu? Biasanya ada tiga bagian besar yang bisa kamu kontrol agar kamu bisa menghemat lebih banyak dan menabung lebih banyak: tempat tinggal, kendaraan, dan makanan. Menghemat di tiga area ini bisa memberikan kamu gaya hidup yang lebih bermanfaat.

1. Tempat Tinggal

Udah bekerja selama beberapa tahun, tabungan sudah cukup banyak, mulai lirik-lirik investasi sana-sini, pasti kamu akan mulai tergoda untuk berinvestasi di sesuatu yang lebih besar seperti membeli properti. Kalau kamu adalah generasi Milenial yang mempunyai orang tua dari generasi Baby Boomers pasti kamu akan sering banget ditanya, "Kapan mau beli rumah, perlu lho investasi rumah buat masa depan! Memang mau ngontrak terus dan nggak mandiri?"

Waduh pusing deh kalau sudah begini.

Padahal punya uang cukup juga bukan berarti kamu harus mulai melirik investasi properti lho. Memiliki tempat tinggal tentu saja adalah satu keputusan finansial terbesar yang akan kamu hadapi. Bukan apa-apa, biasanya di samping sekedar membeli tempat tinggal, biasanya ada beberapa biaya lain yang juga perlu kamu keluarkan, belum lagi biaya isi rumah, dan maintenance jangka panjangnya.

Berat sih, tapi orang tua nanyain terus, gimana dong?

Well, jika keputusanmu dalam membeli tempat tinggal hanyalah untuk mendapatkan gengsi di mata keluarga dan teman-teman semata, mungkin di matamu membeli sebuah unit properti hanyalah menjadi keputusan gaya hidupmu saja. Sekarang ini jarang sekali pembelian properti bisa menjadi investasi yang baik — kecuali kamu memang benar-benar mempersiapkannya menjadi investasi. Jika memang membeli properti menjadi salah satu pengeluaran terbesarmu yang masih bisa dikontrol, maka sebenarnya tidak ada salahnya untuk memangkas pengeluaran di area ini. Pertimbangkan alternatif-alternatif lain sebelum membeli properti, mungkin kamu harus melupakan pemikiran untuk membeli properti karena tidak mampu. Atau jika benar-benar ingin membeli, cobalah pertimbangkan untuk memutar investasimu menjadi sumber penghasilan baru. Nggak apa-apa lho kalau harus tinggal dengan orang tua untuk sementara waktu. Tidak ada salahnya untuk tinggal lebih lama jika kamu memang ingin menabung lebih dulu. 

2. Kendaraan

Nggak cuma tempat tinggal, faktor lain yang sering menggoda adalah membeli kendaraan, khususnya mobil. Ya gimana enggak, kayaknya keren banget deh kalau datang kerja dengan mobil. Turun mobil masih cantik/ganteng, wangi, rapi, dan yang paling penting nggak perlu ganti kaos dengan baju kerja.

By the way, kalau sudah berbicara tentang membeli mobil tentu saja kaum kelas menengah nggak mau beli mobil yang terlalu murah. Biasanya banyak orang malah memilih mobil yang justru paling mahal menurut kemampuan membayar mereka. Intinya, kalau bisa beli mobil yang cicilannya paling mahal. Cara paling mudah untuk menghemat sebenarnya jika kamu dapat membayar mobil dengan tunai. Mengapa? Karena nilai dari sebuah mobil dapat terdepresiasi (menyusut).

Dilansir dari situs Daihatsu (eits bukan promosi, ya!), depresiasi nilai mobil baru langsung terjadi begitu mobil pergi meninggalkan showroom bahkan dalam waktu kurang dari 5 menit! "Ketika roda mobil sudah menyentuh aspal jalan untuk pertama kali, saat itulah harga mobil berubah jadi harga grosiran. Artinya, nilai eksklusivitas mobil sudah hilang," begitu pernyataannya.

Nilai mobil akan anjlok 15-20% di tahun pertama, dan akan menyusut terus menerus. Ternyata dengan membeli sebuah mobil, artinya kamu siap mengalami kerugian karena nilainya yang terus menurun dan tidak bisa kembali. Jadi, kalau sampai hari ini kamu masih menimbang-nimbang membeli mobil baru, lebih baik mulailah memiliki sudut pandang baru: mobil hanyalah sebuah objek yang dipakai untuk mengangkut kamu dari lokasi A ke lokasi B, bukan simbol status maupun gengsimu. Kalau kamu memang benar-benar memahami konsep depresiasi ini ada baiknya jika kamu memilih untuk BELI MOBIL BEKAS saja!

3. Makan, Ngemil, Ngopi!

Sadarkah kamu bahwa biaya makanan (termasuk ngemil dan ngopi) sehari-hari sebenarnya diam-diam menggerogoti kamu. Nilainya mungkin sedikit, apalagi kalau belanja selalu pakai food delivery service yang lagi heboh promonya, namun kalau kamu mau memonitor dengan teliti sebenarnya di sinilah lubang pengeluaran besar saat ini. Cobalah untuk catat setiap pengeluaranmu di area makanan sedetil mungkin. Dari sini kamu bisa melihat kenapa kamu boros, mungkin karena selalu belanja makanan di supermarket (padahal bisa ke pasar), sering ngopi, nge-boba, ngemil, hang out saat weekend, dan lainnya. Iya tahu deh, mungkin kamu juga jajan dengan promo diskon 50-60% dan gratis ongkir, tapi sebetulnya kamu bisa tetap lebih berhemat jika masak sendiri atau KONTROL JAJANMU SETIAP HARI!

Jangan-jangan setelah kamu memonitor dengan teratur, kamu jadi bisa lihat bahwa pengeluaranmu sebenarnya terlalu berlebihan setiap bulan. Bukan tidak mungkin, kamu malah bisa menghemat setengah dari budget pengeluaran makananmu setiap bulan kalau pintar-pintar ngerem di area ini.

Wajib Belanja: ASURANSI

Dari tadi kita sudah berbicara tentang hemat, hemat, hemat. Nah yang satu ini, justru kami sarankan kamu untuk dibelanjakan: asuransi. Bagi beberapa orang, asuransi memang pengeluaran yang terhitng besar, apalagi kalau kamu baru mau mendaftarkan diri di usia akhir 20 atau awal 30 dengan fasilitas perawatan yang mencukupi. Namun sebenarnya jika kamu memiliki cara pandang yang tepat mengenai definisi asuransi, cara kerja, dan kapan kita membutuhkannya, kamu akan mengerti bahwa biaya ini sebetulnya tidak seberapa dibandingkan security kita di masa depan.

Membeli asuransi sama dengan mentransfer risiko keuangan kita ke sebuah perusahaan asuransi, karena saat hal buruk terjadi kita tidak mampu mengatasi segala risiko tersebut sendiri. Bagi seseorang yang secara keuangan belum merdeka, terdiagnosa kanker bisa jadi mimpi di siang bolong, kehidupan finansialnya pasti akan sangat terganggu dan tergerus sampai habis. Berbeda dengan mereka yang lebih mapan, tentu masih banyak sumber uang yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit dan biaya hidup diri sendiri dan keluarga selama sakit. Sebaiknya setiap orang memiliki asuransi kesehatan.

Lalu bagaimana cara memilih asuransi yang baik? Pilihlah perusahaan asuransi yang bisnisnya dikenal profitable (untung). Ya dong, apa gunanya bayar premi ke perusahaan asuransi yang malah akan hilang suatu saat nanti.

Hal lain yang juga perlu kamu ketahui saat membeli asuransi adalah bahwa memang kemungkinan besar kamu akan kalah dan perusahaan tersebut yang akan mendapatkan uang lebih banyak. Mungkin penggunaan asuransimu akan tidak sebanding dengan total premi yang kamu bayarkan setiap tahun. Ini tidak berarti bahwa perusahaan asuransi itu jahat, dan produk mereka pada dasarnya buruk. Analogi yang paling pas adalah kamu menyewa jasa security di rumah agar tidak kemalingan, kalau pada akhirnya tidak ada maling bukan berarti jasa security penipu dong, ini namanya tindakan preventif!

Banyak orang yang tidak mengerti hal ini dan malah cenderung kabur duluan sebelum memahami manfaat dari produk asuransi (maupun keuntungan investasi) yang ditawarkan.

Coba deh untuk mengikuti cara-cara di atas. Mulailah untuk memangkas pengeluaranmu di tiga bagian besar ini, dan belanjakan uangmu untuk produk asuransi! Bukan tidak mungkin, kalau kamu taat dan berkomitmen dengan diri sendiri, kamu malah bisa memiliki hidup yang lebih baik dan semakin dekat ke kemerdekaan finansial!

Pina

Pina

Content Writer Team