Begini Cara Menabung Saham Supaya Tidak Rugi
Lihat orang di sekitar yang sukses cuan karena saham, rasanya jadi ingin ikutan. Tapi, gimana cara menabung saham agar enggak rugi? Cari tahu jawabannya di sini!
Perkembangan teknologi mendorong transformasi digital dalam berbagai aspek, tak terkecuali investasi saham. Saat ini pun, semakin banyak orang yang tertarik berinvestasi saham karena instrumen ini menjanjikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan metode lain.
Namun, keuntungan yang dapat diperoleh dari saham sejalan dengan risikonya yang lebih tinggi. Karena itu, kemungkinan mengalami kerugian juga akan meningkat jika enggak dibarengi dengan strategi yang matang.
Bisa jadi, Sobat PINA mulai bertanya-tanya bagaimana cara menabung saham dengan benar untuk meminimalisir kerugian. Biar perencanaanmu makin oke, yuk, pelajari dulu seluk-beluk menabung saham dan hal-hal yang harus kamu perhatikan di bawah ini!
Apa Itu Investasi Saham?
Investasi saham berarti membeli bukti kepemilikan nilai suatu perusahaan. Sederhananya, dengan berinvestasi saham, Sobat PINA akan menanam uang yang sudah dialokasikan pada perusahaan atau perseroan terbatas pilihanmu.
Setelah menanam modal, kamu bisa mengeklaim pendapatan dan aset suatu perusahaan, atau lebih dikenal dengan sebutan dividen. Dengan memiliki dividen, kamu sudah dianggap menjadi bagian dari pemilik perusahaan yang kamu pilih.
Dividen yang kamu punya juga memberi izin menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham, atau RUPS, dan menyumbangkan suara di sana. Tapi, sebelum itu, kamu harus membeli saham minimal sebanyak 1 lot atau 100 lembar.
Risiko Investasi Saham
Keuntungan yang bisa diperoleh dengan menabung saham tentunya enggak bisa dipisahkan dari risikonya. Setelah memahami apa itu investasi saham, berikut risiko-risiko yang harus Sobat PINA awasi saat berinvestasi saham.
1. Perusahaan go private sehingga enggak likuid
Dalam investasi saham, kamu hanya bisa membeli saham suatu emiten atau perusahaan publik yang terdaftar pada indeks saham. Pada saat yang bersamaan, kamu juga dapat menjual saham go public yang kamu miliki untuk menjaga perputaran uang.
Namun, ada kalanya perusahaan harus melakukan delisting atau go private. Artinya, status bisnis perusahaan berubah dari terbuka menjadi tertutup, baik secara sukarela maupun terpaksa. Secara otomatis, perusahaan tersebut enggak akan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) lagi.
Terus, apa dampaknya bagi kamu selaku investor?
Dana dari pembelian kembali saham akan diprioritaskan untuk melunasi utang perusahaan dulu. Teorinya, investor akan mendapatkan hasil likuidasi paling terakhir.
Kenyataannya, saham emiten yang go private lebih sering enggak likuid karena dananya sudah habis untuk membayar utang. Karena itu, kamu harus mewaspadai risiko saham delisted saat berinvestasi.
2. Nilai saham menurun
Harga saham sangat dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dan penawaran di pasar modal. Kondisi ekonomi dunia, perubahan suku bunga dari bank, performa fundamental emiten, dan pasokan bahan baku perusahaan juga berperan dalam fluktuasi harga saham.
Makanya, harga saham bisa berubah-ubah setiap saat karena berbagai faktor. Memang, ada kemungkinan perubahan tersebut akan meningkatkan harganya. Di sisi lain, harga saham juga dapat menurun.
Dengan kata lain, ada banyak faktor di luar kendali yang bisa memengaruhi harga saham. Karena itu, kamu harus mengantisipasi berbagai macam hal saat menabung saham pada aplikasi investasi OJK.
3. Saham stagnan
Faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas, terutama situasi sosio-politik global, kebijakan hukum, dan performa perusahaan, enggak hanya bisa menaikkan atau menurunkan harga saham.
Saat berinvestasi saham, kamu dapat mengalami risiko berinvestasi pada saham yang harganya stagnan atau terus bertahan di angka yang sama. Hal ini tentunya membuat uangmu mandek di satu tempat saja dan enggak menghasilkan keuntungan.
Mungkin Sobat PINA mulai penasaran kenapa harga saham bisa stagnan atau enggak berubah sama sekali. Nah, penyebabnya cukup beragam, seperti yang sempat disinggung sebelumnya.
Tapi, faktor-faktor tersebut enggak hanya membuat para investor melakukan panic selling atau menjual saham suatu emiten dilandasi ketakutan. Sentimen pasar juga dapat mengakibatkan investor ogah memutar uang mereka pada suatu perusahaan, sehingga harganya ikutan stagnan.
4. Perusahaan dijatuhi suspensi
Enggak semua perusahaan dikeluarkan dari indeks saham BEI atas keputusan mereka. Terkadang, BEI bisa saja menghentikan kegiatan transaksi saham suatu perusahaan. Jadi, semua orang enggak bisa membeli atau menjual saham emiten tersebut.
Pembekuan sementara ini kerap disebut dengan istilah suspensi. Suspensi sendiri merupakan sanksi sementara untuk perusahaan dengan fluktuasi harga saham yang dinilai enggak wajar.
Sanksi ini juga berlaku untuk emiten yang ekuitasnya tercatat negatif pada laporan keuangan. Kenapa BEI memberlakukan sistem tersebut? Tujuannya jelas untuk memastikan agar jual beli saham suatu emiten tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Durasinya juga beragam, mulai dari beberapa hari saja hingga setahun lamanya. Selama suspensi masih berlaku, perusahaan diharapkan mewajarkan kembali harga saham dan performa keuangannya supaya investor bisa kembali bertransaksi di emiten tersebut.
5. Perusahaan pailit
Ada banyak penyebab yang membuat suatu perusahaan enggak bisa menghasilkan keuntungan dan memenuhi hak-hak para karyawannya. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, perusahaan bisa saja memohon penundaan kewajiban pembayaran utang melalui Pengadilan Niaga.
Akibatnya, perusahaan akan dinyatakan pailit oleh putusan pengadilan atau seenggaknya digugat pailit. Kebangkrutan tentunya akan berdampak banyak bagi investor yang sudah menanam modal mereka pada emiten tersebut.
Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, kebangkrutan juga menjadi salah satu alasan perusahaan mengeluarkan diri dari indeks saham BEI. Sebagai konsekuensi, investor akan menjual saham tersebut karena buruknya kinerja perusahaan dan membuat harganya turun.
Jadi, besar kemungkinan kamu akan mengalami kerugian saat memegang saham milik perusahaan yang sudah digugat atau dinyatakan pailit oleh hukum.
Cara Menabung Saham Supaya Enggak Rugi
Walaupun menabung saham memiliki risiko tersendiri, kamu tetap bisa mengurangi kerugian yang dapat dialami dengan strategi matang. Simak tips berikut supaya kamu semakin untung!
1. Pilih platform investasi yang bisa diandalkan
Sebelum memulai investasi apa pun, termasuk dengan saham, kamu perlu aplikasi atau platform yang memiliki fitur lengkap. Tentunya fitur-fitur tersebut harus memperbolehkanmu memantau pergerakan harga saham dan portofolio kamu.
Biar enggak ribet, kamu tinggal tap in saja ke PINA, aplikasi yang sudah mendapatkan izin OJK. Dengan aplikasi keuangan all-in-one ini, kamu bahkan bisa mengatur diversifikasi portofolio untuk mempermudah investasi, lho!
Diversifikasi portofolio bakal membantumu mengurangi risiko kerugian. Saat harga saham sedang turun, perolehan investasimu bakalan tetap aman karena ada bantuan dari performa pasar uang dan obligasi. Jadi, uangmu enggak akan berpusat pada satu instrumen saja.
2. Tentukan nominal investasi
Semua orang bisa menjadi investor, terlepas dari jumlah uang yang mereka miliki. Mungkin kamu berpikir bahwa supaya lebih untung, kamu perlu mengalokasikan banyak uang untuk berinvestasi.
Sebagai pemula, sebaiknya kamu bermain aman terlebih dahulu. Nah, biar lebih aman, kamu bisa memulai dari jumlah yang lebih kecil dulu. Seberapa kecil, spesifiknya? Itu bergantung pada instrumen investasi pilihanmu.
Kalau Sobat PINA mau menabung saham, kamu bisa mengalokasikan sekitar Rp10 sampai Rp100 ribu untuk membeli sedikit lot dan memulai prosesmu. Dengan begitu, kamu dapat sekalian mempelajari dasar-dasarnya tanpa risiko yang terlalu besar.
3. Masukkan dana ke RDN
Selanjutnya, mungkin kamu penasaran dengan metode pembayaran buat transaksi investasi saham. Nah, aset jual beli saham akan ada di Rekening Dana Nasabah (RDN). Tapi, kalau mau ditarik sewaktu-waktu juga bisa, kok.
Gimana caranya mentransfer dana ke RDN?
Kamu harus mengetahui nomor rekeningnya dulu. Kamu bisa menemukannya pada menu untuk menyetor atau menarik dana pada aplikasi investasi OJK yang kamu pakai. Tata letak setiap aplikasi bisa berbeda-beda, tapi biasanya ada di menu samping.
Lalu, kamu dapat menyalin nomor RDN yang tercantum di layar aplikasi. Untuk menghemat biaya admin transfer bank, usahakan memilih RDN dari bank yang sama dengan sumber danamu.
Terakhir, kamu tinggal mengikuti langkah-langkah untuk mentransfer uang dari rekeningmu dengan metode yang kamu pilih. Metodenya bisa melalui internet banking, mobile banking, dan bahkan mesin ATM.
4. Pelajari analisis saham
Kunci terpenting dari menabung saham adalah belajar dengan giat dan jangan asal-asalan. Sebelum mulai berinvestasi, Sobat PINA sebaiknya memahami bagaimana cara menganalisis saham dan istilah dalam dunia investasi saham.
Analisis saham berarti kamu harus mempelajari performa sektor setiap perusahaan yang bisa kamu beli atau jual sahamnya. Saat membeli saham perusahaan properti, tentunya analisis pasar yang kamu gunakan berbeda dari metode untuk perusahaan pangan atau energi.
Selain itu, kamu juga perlu mengetahui teknik dasar membaca laporan keuangan dan kinerja fundamental perusahaan. Kemampuan tersebut juga berkaitan erat dengan istilah-istilah yang sering digunakan, di antaranya ekuitas, likuiditas, dan lain-lain.
5. Melakukan pembelian saham
Saat kamu sudah punya dana yang mencukupi di RDN, kamu sudah bisa langsung membeli saham. Teorinya, kamu bisa menghabiskan uang untuk saham perusahaan apa pun yang kamu mau. Tapi, saat kamu baru mulai berinvestasi, tentunya kamu mau main aman.
Bisa jadi, kamu pengin saham yang harganya lebih stabil dan biasanya selalu naik. Nah, kamu tinggal melihat daftar saham blue chip. Daftar ini biasanya berisikan saham-saham perusahaan besar yang terkenal dan performa tahunannya terhitung bagus.
Kalau sudah merasa lebih berani mengambil risiko, kamu bisa terjun ke saham-saham bidang lain. Mungkin kamu tertarik dengan perusahaan yang baru melantai di BEI atau mempertimbangkan sektor lain. Apa pun itu, jangan lupa menganalisis kinerjanya, ya!
6. Mengecek perkembangan saham
Sehabis menginvestasikan uangmu untuk membeli saham, pastikan kamu mengawasi perkembangan pasar saham. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh kebijakan hukum baru dan situasi sosio-politik yang sedang berjalan.
Supaya bisa mengetahui kabar terbaru, kamu sangat disarankan memantau acara atau website berita secara berkala. Berita yang dimaksud bisa berupa tentang dunia saham secara garis besar atau peristiwa terkini.
Mengetahui perkembangan harga saham berdasarkan situasi dunia dan pasar modal saat ini akan membantumu memetakan langkah berikutnya. Selain itu, strategi investasi yang kamu buat juga bakal lebih menyeluruh dan mempertimbangkan jangka panjang.
7. Mengalokasikan dana secara rutin
Agar portofolio saham kamu terus bertumbuh, salah satu langkah yang enggak kalah pentingnya adalah membiasakan diri untuk berinvestasi. Maksudnya, kamu harus terbiasa menyisihkan uang setiap bulan untuk menabung saham.
Jumlah yang kamu alokasikan juga enggak harus terlalu besar. Mau itu 5 persen atau 20 persen dari total pemasukanmu, kunci yang paling penting adalah konsistensi. Selama kamu rutin menabung saham dengan pertimbangan matang, kamu enggak perlu takut rugi.
Namun, jangan lupa bahwa sebaiknya kamu enggak menggunakan uang yang akan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Soalnya, pemrosesan dana yang masuk dan keluar dari RDN membutuhkan waktu beberapa hari kerja.
Gimana, Sobat PINA sudah lebih semangat dan percaya diri buat menabung saham? Kamu bisa mempraktikkan semua cara menabung saham pakai aplikasi keuangan all-in-one PINA, lho. Pasalnya, ada banyak fitur praktis yang bakal bikin proses investasimu lebih gampang.
Contohnya, kamu dapat mencari kode saham atau nama suatu perusahaan saat berinvestasi. Bahkan kamu juga bisa memantau laporan keuangan dan grafik fluktuasi harga saham emiten pilihanmu dalam jangka harian, bulanan, mingguan, atau bahkan tahunan.
Kabar baiknya lagi, kalau kamu sudah pernah berinvestasi saham sebelumnya, kamu tinggal memindahkan saham yang kamu punya ke PINA. Lalu, kamu bakal menerima promo cashback hingga Rp15 juta! Menarik, kan? Makanya, yuk, investasi bersama aplikasi PINA sekarang juga!

Pina
Content Writer Team