Indonesia Bakal Resesi Bahkan Bangkrut, Masa iya?

Investasi pasar saham Indonesia di tengah ancaman resesi global, enaknya investasi sekarang atau nanti? Apakah ekonomi Indonesia aman dari ancaman resesi ekonomi global yang sudah di depan mata?

Ancaman resesi ekonomi global dari Bank Dunia dan kenaikan harga pangan membuat banyak yang berspekulasi kalau Indonesia bakal resesi. Bahkan diprediksi kalau Indonesia berada diambang kebangkrutan karena hutang yang membengkak?

Wah, kalau begitu apakah berinvestasi di pasar saham Indonesia masih aman ditengah ancaman resesi?

Oke, Sobat PINA tak perlu khawatir, kamu masih bisa berinvestasi dengan nyaman di pasar saham Indonesia. Tetapi, sebelum klik beli reksa dana atau saham, ada baiknya Sobat PINA mengerti dulu kenapa Indonesia relatif aman dari resesi global.

1. Pasar Saham Indonesia Terkuat di Dunia

Indonesia menjadi pasar saham terkuat di dunia bahkan mengalahkan indeks-indeks besar lainnya seperti S&P500, Nasdaq dan Dow Jones di Amerika Serikat, FTSE di Inggris, KOSPI di Korea Selatan hingga Nikkei225 di Jepang secara pertahun hingga saat ini (Year to Date).

Nah, kalau dilihat dari grafik di bawah ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) unggul 8,86% secara Year to Date dibandingkan indeks-indeks besar lainnya.

Data IHSG Year to Date 2022
Data Year to Date indeks utama dunia vs IHSG per 31 Agustus 2022 - (Source: Pasardana.id)

Tetapi apakah grafik di atas sudah cukup menjadi indikator kalau Indonesia merupakan pasar saham terkuat di dunia saat ini? Jawaban nya, tentu saja Ferguso! Kuat tidaknya pasar saham ke depan nya dinilai dari GDP, Inflasi, Suku Bunga, dan lain-lain.

Pasar saham Indonesia yang bertumbuh stabil juga menjadi salah satu indikator pemimpin (Leading Indicator) dari ekonomi Indonesia ke depan nya.

2. GDP Indonesia Bertumbuh Kembali sejak Pandemi

Seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu pendorong kuat kinerja pasar saham adalah Gross Domestic Product atau GDP. Sejalan dengan kebijakan pemulihan ekonomi oleh pemerintah Indonesia sejak akhir tahun 2020, GDP Indonesia melampaui ekspektasi. Bisa dibilang inisiatif tersebut berbuah manis.

Data Pertumbuhan GDP Indonesia 2022

Data Pertumbuhan GDP Indonesia per kuartal 2 2022 - (Source: Tradingeconomics.com)

Kalau dibandingkan dengan GDP pada salah satu negara penggerak roda ekonomi terkuat, seperti Amerika Serikat terlihat mengalami penurunan pada kuartal 1 dan kuartal 2 2022 yang disebabkan kebijakan moneter oleh Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat) untuk menekan inflasi dengan suku bunga dan menurunkan konsumsi masyarakat.

Pertumbuhan GDP Amerika Serikat 2022

Data Pertumbuhan GDP Amerika Serikat per kuartal 2 2022 - (Source: Tradingeconomics.com)

Pertumbuhan GDP Zona Eropa

Data Pertumbuhan GDP Zona Eropa per kuartal 2 2022 - (Source: Tradingeconomics.com)

3. Inflasi yang Terkendali dan Suku Bunga yang Rendah

Pemulihan ekonomi Indonesia juga didukung dengan suku bunga dan inflasi yang rendah terkendali. Kalau kita bandingkan inflasi Indonesia dengan negara di Eropa, Indonesia berada di 4,94% di Juli 2022, sedangkan negara-negara di Eropa berada di 8,90%.

Data Inflasi Indonesia vs Amerika vs Eropa

Data Inflasi Indonesia vs Amerika Serikat vs Zona Eropa per Agustus 2022 - (Source: Tradingeconomics.com, Pasardana.id)

Bank Indonesia baru saja menaikkan suku bunga sebesar 0,25% menjadi 3,75% per Agustus 2022 dimana negara Indonesia masih bisa “berdamai” dengan angka tersebut.

Jika dibanding dengan Amerika Serikat yang suku bunga nya sudah naik sejak awal tahun ini sebesar 0,75%. Hal ini menjadi indikator kalau Indonesia masih dalam zona aman dan tetap bertumbuh walau ancaman datang bertubi-tubi.

Data Suku Bunga Acuan Indonesia

Data Suku Bunga Acuan Indonesia vs Amerika Serikat vs Zona Eropa per Agustus 2022 - (Source: Tradingeconomics.com, Pasardana.id)

4. Hutang Negara Terhadap GDP menurun

So far, Indonesia mengantisipasi ancaman resesi global dengan ciamik dan sepertinya semua inisiatif yang dilakukan membuahkan hasil. Hal ini dibuktikan dengan inisiatif Indonesia untuk meminimalisir hutang negara.

Pada kuartal 2 2022 hutang luar negeri Indonesia turun menjadi sebesar US$403,0 Miliar bersamaan dengan pelunasan Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang jatuh tempo serta pelunasan Utang Luar Negeri (ULN) kepada negara Cina, Jepang, Singapura dan Hongkong.

Indonesia juga menjadi negara berkembang yang memiliki National Debt to GDP yang cukup rendah jika dibanding dengan negara-negara maju lainnya. Hal ini berdampak baik bagi negara Indonesia karena menandakan bahwa Indonesia kebal terhadap resesi.

Data Utang Luar Negeri vs GDP Indonesia

Data Utang Luar Negeri terhadap GDP Indonesia vs Amerika Serikat vs Zona Eropa per Desember 2021 - (Source: BI.go.id, Tradingeconomics.com, Pasardana.id)

5. Cadangan Devisa Negara Indonesia Sedang All-Time-High

Cadangan Devisa Indonesia mencapai All-Time-High karena efek tingginya harga kontrak ekspor andalan Indonesia yaitu di sektor batu bara dan perkebunan, kelapa sawit.

Data-Cadangan-Devisa-Indonesia

Data Cadangan Devisa Indonesia per akhir Juli 2022 - (Source: Tradingeconomics.com)

Nah, berapa sih harga kontrak batu bara dan kelapa Indonesia saat ini?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, coba lihat dulu pergerakan harga batu bara dan minyak kelapa sebagai gambaran seberapa tinggi harga komoditas tersebut.

grafik-harga-batubara

Grafik Harga Batu Bara Dunia - (Source: Tradingeconomics.com)

grafik-harga-minyak-kelapa-dunia

Grafik Harga Minyak Kelapa Dunia - (Source: Tradingeconomics.com)

Kok, bisa harga kontrak ekspor melesat tinggi? Supply Shortage dalangnya, atau dengan kata lain pasokan dari negara produsen tidak dapat memenuhi permintaan dari negara pembeli sehingga harga kontrak ekspor naik.

Indonesia tidak bisa memenuhi tingginya permintaan dari negara lain, tetapi ternyata hal ini menjadi blessing in disguise buat Indonesia, harga ekspor terus meningkat begitu juga dengan pendapatan negara.

Naiknya pendapatan negara membuat Cadangan Devisa Indonesia pun juga menguat yang dapat membantu Indonesia untuk mensubsidi energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas agar inflasi tetap terkendali.


Jadi kesimpulannya, Sobat PINA tetap bisa berinvestasi dengan nyaman di pasar saham Indonesia tanpa harus khawatir kemungkinan resesi apalagi sampai Indonesia bangkrut, karena fundamental ekonomi Indonesia yang kuat didasari dari:

  • Pasar saham Indonesia yang kuat
  • GDP yang terus bertumbuh
  • Inflasi yang terkendali
  • Suku bunga yang masih rendah
  • Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia yang turun
  • Cadangan devisa yang mencapai All Time High

Terus Apa Yang Bisa PINA Bantu?

Buat Sobat PINA yang masih investor pemula atau yang sudah masuk pasar modal sebelumnya dan berinvestasi, mungkin beberapa rekomendasi dari PINA berikut ini bisa jadi data pendukung saat mulai berinvestasi.

Timeframe Investasi: 6 Bulan (Jangka Pendek)

PINA rekomendasikan berinvestasi di instrumen berikut:

  • Reksa Dana Pasar Uang
  • Reksa Dana Saham
  • Saham

Apa alasan PINA merekomendasikan instrumen tersebut?

  • Kenaikan suku bunga berdampak negatif pada  instrumen investasi surat utang, tapi dapat memberikan keuntungan terhadap Reksa Dana Pasar Uang yang asetnya mengandung deposito bank.
  • Trend saham sedang proses transisi menuju trend positif (mulai naik), terutama pada sektor energi dan keuangan. Tapi jika Sobat PINA ingin berinvestasi di saham dengan resiko lebih rendah, maka bisa berinvestasi di Reksadana Saham sebagai alternatifnya.

Timeframe Investasi: 1 - 5 Tahun (Jangka Menengah)

PINA rekomendasikan berinvestasi di instrumen berikut:

  • Reksa Dana Pasar Uang
  • Reksa Dana Campuran
  • Reksa Dana Saham
  • Saham

Apa alasan PINA merekomendasikan instrumen tersebut?

  • Kenaikan suku bunga akan terus terjadi berdasarkan estimasi analis hingga 1 tahun kedepan, dan cukup menguntungkan bagi kinerja Reksa Dana Pasar Uang.
  • Reksa Dana Campuran tentu akan diuntungkan dari bobot investasi yang seimbang, mencapai 79% ke instrumen Pasar Uang dan/atau Saham. 
  • Reksa Dana Saham dan Saham akan diuntungkan dengan adanya sentimen pembangunan IKN, pemulihan ekonomi, normalisasi suku bunga.
  • Gejolak politik tahun 2023-2024 akan memberikan sentimen yang bergejolak di pasar, dan investor cenderung bersikap defensive dengan membeli instrumen surat hutang, dan dalam hal ini Reksa Dana Pendapatan Tetap akan diuntungkan dan akan menguntungkan untuk investor Reksa Dana Saham dan Saham yang dapat dibeli di harga di bawah nilai intrinsik nya, plus sentimen IKN akan selesai untuk menjadi kota pemerintahan.

Timeframe Investasi: +5 Tahun (Jangka Panjang)

PINA rekomendasikan berinvestasi di instrumen berikut:

  • Reksa Dana Campuran
  • Reksa Dana Saham
  • Saham

Apa alasan PINA merekomendasikan instrumen tersebut?

Dalam jangka panjang, pasar saham tentu akan bullish karena ekonomi Indonesia yang terhitung memiliki kebijakan-kebijakan yang memberikan keuntungan bagi para pengusaha dan konsumen.

Di satu sisi yang patut diwaspadai adanya kemungkinan krisis berdasarkan siklus 10 tahunan di dunia, maka dari itu investor wajib untuk mempelajari sejarah terjadinya market crash sebagai Langkah antisipasi.


*Disclaimer: Rekomendasi diatas bukan menjadi sebuah keputusan jual atau beli, investor wajib melakukan analisa lebih lanjut

Pina

Pina

Content Writer Team