Cari Tahu Keajaiban Bunga Majemuk, Alasan Kenapa Kamu Harus Mulai Investasi Secepat Mungkin

Keajaiban dunia kedelapan bernama Bunga Majemuk, bahasa kerennya Compound Interest. Buat sobat PINA yang belum mengerti, PINA coba bikin ulasannya.

Albert Einstein pernah mengatakan bahwa Bunga Majemuk atau lebih sering dikenal sebagai Compoung Interest adalah, “Keajaiban dunia ke delapan.” Beliau melanjutkan, “Bagi yang memahami cara kerjanya, akan mendapatkannya. Bagi yang tidak memahami cara kerjanya, akan membayarnya.” 

Saat Albert Einstein memenangkan penghargan Nobel Prize, dia menginvestasikan uang tersebut ke pasar saham, karena dia sadar tentang keuntungan dari bunga majemuk ini.

Bunga Majemuk adalah ketika uang menciptakan uang baru, lalu uang baru akan menciptakan uang yang baru lagi dan seterusnya seperti itu. Dan itulah mengapa PINA selalu mendorong sobat PINA untuk berinvestasi sekarang juga!

Bagaimana menghitung Bunga Majemuk (Compound Interest)?

Bunga Majemuk (Compound Interest) adalah bunga yang dihitung berdasarkan jumlah investasi pokok ditambah dengan bunga yang diperoleh pada jangka waktu sebelumnya atau disebut juga sebagai expected return yang biasa diukur per tahun.

Tetapi hal ini berbeda dengan simple interest atau bunga tunggal yang bersifat tetap tidak berkalilipat. Contoh bunga tunggal adalah saat kita menabung di bank, bunga selalu tetap dari periode ke periode.

Cara kerja bunga manjemuk adalah, apabila kamu berinvestasi Rp 10 juta per tahun, pada instrumen keuangan, contoh seperti Sahan dengan expected return per tahun nya sebesar 10%, maka hasil investasi selama 10 tahun adalah sebesar Rp 25,9 juta.

tabel bunga majemuk

grafik compound interest
Grafik Hasil Bunga Majemuk (Compound Interest)

Nah, bagaimana kalau kamu mau hitung sendiri nilai investasi kamu di masa depan? Gampang, kok! Caranya sebagai berikut:

Future Value = Pokok Investasi*(1+Return yang diharapkan)^Waktu berinvestasi

FV = 10 juta*(1+10% per tahun)^10 tahun

Dimana nilai masa depan (future value) sama dengan pokok investasi dikalikan dengan 1+Return dipangkatkan dengan waktu investasi. Kalau mau lebih mudah lagi, kamu bisa mecoba rumus di atas di Microsoft Excel atau gunakan Kalkulator Investasi PINA.

Nilai Mata Uang Akan Terus Menurun Seiring Waktu

Setelah kamu memahami cara kerja bunga majemuk, kamu juga perlu mengerti kenapa investasi sesegera mungkin bisa mendapatkan imbal hasil yang optimal. Pada tahun 1900an, seorang ekonomi asal Austria bernama Eugen von Böhm-Bawerk, mengatakan bahwa nilai uang kamu saat ini akan terus menurun dengan seiringnya waktu. Yep! Salah satu penyebabnya adalah inflasi.

Inflasi adalah alasan kenapa duit jajan orang tua kamu pas SMA dulu cuma Rp 500 sudah bisa beli bakso dan makan kenyang. Tetapi tidak hanya inflasi yang menjadi alasan kenapa sekarang semangkuk bakso seharga Rp 25.000 tanpa promo

3 alasan lain kenapa nilai mata uang berkurang seiringnya waktu

  1. Keuntungan yang diperoleh di masa mendatang dipertanyakan kepastiannya, sementara keuntungan di masa kini dianggap sangat jelas.
  2. Rasa puas manusia terhadap suatu keinginan atau kehendak yang hadir di masa kini dianggap lebih bernilai dibanding rasa puas kan keinginan di masa depan.
  3. Barang-barang yang tersedia di waktu sekarang dinilai lebih bermandfaat dan dibutuhkan daripada barang-barang yang masih diprediksi kelak muncul di masa depan.

Bisa disimpulkann bahwa kebanyakan manusia lebih mau cuan sekarang daripada di masa depan. Bukannya salah kalau kamu mau cuan sekarang, tetapi karena ketidakpandaian melihat nilai di masa depan itu lah menjadikan nilai mata uang sekarang lebih berharga daripada di masa depan. Oleh sebab itu, Eugen von Böhm-Bawerk setelah mengetahui hal tersebut akan lebih baik untuk berinvestasi sedini mungkin.

Contoh lagi, Jafar seorang content creator yang baru saja ulang tahun ke 30 tahun ingin melakukan investasi hingga 56 tahun dengan return yang diharapkan sebesar 15% per tahun, dengan investasi per tahun yang tidak main-main sebesar Rp 100 juta. Maka hasil akhirnya adalah Rp 3,79 miliar.

Grafik Hasil Investasi Jafar

Kita bandingkan dengan Diaz pesepak bola yang sekarang berusia 45 ingin melakukan hal yang sama dengan Jafar, maka hasil akhirnya adalah Rp 465,24 juta di usia 56 tahun.

grafik hasil investasi
Grafik Hasil Investasi Diaz

Nah, sekarang sobat PINA sudah pahamkan kenapa Albert Einstein aja menginvestasikan uang yang dia dapatkan dari noble prize ke pasar saham. Semakin dini kamu berinvestasi, maka akan semakin optimal hasil investasi yang kamu dapatkan berkat bunga majemuk ini.

Pina

Pina

Content Writer Team