Benarkah Ada Investasi Saham Syariah? Halal atau Haram?
Investasi saham syariah, halal atau haram, sih? Biar makin mantap berinvestasi, Sobat PINA bisa cari tahu soal seluk-beluk investasi syariah di artikel ini!
Hai, Sobat PINA! Sudah pernah dengar soal investasi saham syariah, belum?
Sekarang ini, instrumen investasi ada banyak sekali jenisnya. Banyaknya pilihan memang memudahkan, tapi terkadang juga bisa menimbulkan keraguan, terlebih buat kamu yang concern pada kehalalan suatu instrumen.
Salah satu jenis instrumen yang menimbulkan keraguan adalah investasi saham. Dalam kacamata Islam, investasi saham bisa dianggap sebagai gharar karena memiliki unsur spekulasi. Belum lagi, ada beberapa emiten dari perusahaan yang operasionalnya melanggar syariat Islam.
Namun, belakangan ini, muncul pembahasan soal investasi saham syariah. Benarkah ada investasi saham yang sesuai dengan syariat Islam ataukah itu hanya sebuah istilah semata?
Jika memang ada, apakah instrumen tersebut halal atau haram? Yuk, cari tahu jawabannya bersama di sini!
Apa itu Saham Syariah?
Investasi saham syariah pada dasarnya mirip dengan investasi saham konvensional. Hanya saja, opsi saham yang ditawarkan telah disesuaikan dengan syariat Islam.
Sebuah emiten bisa dikatakan sebagai saham syariah jika sudah memenuhi beberapa kriteria. Salah satu kriteria utamanya adalah struktur neraca perusahaan enggak boleh memiliki utang dalam jumlah besar (terlalu banyak aset likuid).
Kriteria lain yang wajib dipenuhi adalah perusahaan enggak boleh menjalankan operasional atau terlibat dalam industri yang haram (dilarang dalam ajaran Islam), misalnya memproduksi minuman keras atau makanan tertentu yang bertentangan dengan syariah, hingga perjudian.
Jadi, Saham Syariah; Halal atau Haram?
Prinsip dasar saham syariah adalah “fiqih muamalah” atau ketentuan dari Allah SWT yang mengatur urusan duniawi, dan di dalamnya pun mengatur masalah perdagangan.
Suatu kegiatan perdagangan, termasuk perdagangan saham, selama enggak menyalahi syariat Islam, maka hukumnya boleh dilakukan, kecuali kemudian muncul dalil yang menyatakan bahwa tindakan tersebut masuk dalam kategori haram.
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa investasi saham syariah merupakan suatu hal yang dihukumi halal dalam ajaran Islam. Dengan catatan, kegiatan investasi dilakukan sesuai ajaran Islam dan saham yang dipilih bukanlah emiten haram.
Keuntungan Investasi Saham Syariah
Lalu, apa keuntungan investasi saham syariah? Apa keunggulan yang dimiliki jenis investasi yang satu ini jika dibandingkan dengan investasi saham konvensional?
Seperti yang telah disebutkan pada poin sebelumnya, emiten saham syariah harus memiliki neraca yang seimbang, enggak boleh mengandung aset likuid terlalu tinggi. Itu artinya, investasi ini jauh lebih lebih mudah diprediksi, lebih stabil, dan enggak mengandung unsur spekulasi.
Investasi ini juga sudah diatur dengan akad yang jelas, seperti akad mudharabah, ijarah, atau musyarakah. Itu artinya, kamu sebagai investor akan terhindar dari risiko penipuan dan uang dibawa kabur karena investasi telah diikat oleh perjanjian yang jelas.
Di samping itu, saham syariah juga bisa menjadi diversifikasi investasi yang baik. Diversifikasi sendiri berarti melakukan investasi yang beragam alias enggak mengumpulkan dana investasimu di satu tempat.
Saham syariah relatif bagus untuk mengelola risiko investasimu agar tetap stabil.
Ketentuan Emiten Saham Syariah
Tertarik untuk mulai berinvestasi syariah, tapi masih bingung mana emiten yang harus dipilih?
Sobat PINA enggak perlu khawatir karena di Indonesia, emiten saham syariah sudah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah berupa Saham oleh Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah.
Emiten yang bisa dikategorikan sebagai saham syariah haruslah:
- Enggak melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti perjudian, jasa keuangan dengan riba, jual-beli dengan unsur gharar, perdagangan barang atau jasa yang haram zatnya, hingga perdagangan yang enggak disertai dengan penyerahan barang.
- Memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu, berupa total utang berbasis bunga enggak boleh lebih dari 45% total aset, dan total pendapatan bunga enggak boleh lebih dari 10% total pendapatan usaha.
Untuk lebih mudahnya, kamu bisa memilih emiten yang ada dalam DES atau Daftar Efek Syariah.
Step by Step Investasi Saham Syariah
Wah, menarik ya ternyata investasi syariah! Lalu, bagaimana cara investasinya? Cara investasi saham syariah sebenarnya enggak terlalu sulit, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini.
1. Investasi di Perusahaan Efek dengan SOTS
Kamu hanya bisa mulai investasi melalui platform yang terdaftar di SOTS (Sharia Online Trading System). Saat ini, sudah ada banyak sekali perusahaan sekuritas ternama yang menawarkan saham syariah. Kamu bisa pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.
2. Buka Rekening Efek Syariah
Jika kamu sudah menemukan platform yang dirasa cocok, bisa langsung membuka rekening efek syariah untuk mendapatkan RDN (Rekening Dana Nasabah). Untuk bisa memiliki RDN, Sobat PINA perlu menyiapkan beberapa persyaratan, seperti fotokopi KTP, NPWP, dan buku tabungan.
Setelah pendaftaran berhasil, kamu akan mendapat RDN dan juga SID (Single Investor Identification) yang nantinya dipakai untuk login ke SOTS.
3. Pilih Emiten yang Kamu Pahami
Begitu masuk ke SOTS, kamu bisa langsung memilih emiten saham syariah. Ada banyak sekali saham yang ditawarkan hingga mungkin membuatmu bingung.
Sedikit tips, kamu bisa memilih emiten yang perusahaannya memproduksi barang konsumsimu sehari-hari, seperti makanan dan minuman atau produk skincare.
Alternatif lainnya adalah memilih saham syariah “blue chip” yang performanya cenderung stabil dan sudah terbukti membagikan dividen secara teratur tiap tahunnya.
4. Lakukan Setoran Awal
Kalau kamu sudah yakin dengan emiten saham syariah pilihanmu, bisa langsung melakukan setoran awal. Penting untuk diingat, tiap platform punya ketentuan masing-masing soal setoran awal. Jadi, pastikan kamu sudah mencari tahu lebih dulu, ya!
Selain setoran awal yang disyaratkan platform, tentunya kamu juga harus menyetorkan modal awal. Besarannya sesuai dengan jumlah emiten yang ingin kamu beli.
Selesai, kamu sudah resmi berinvestasi di saham syariah! Gimana, mudah, bukan?
Mengenal Indeks Saham Syariah
Sama seperti saham konvensional, saham syariah pun memiliki indeks yang menampilkan dinamika pergerakan beberapa konstituen saham sekaligus. Adapun untuk indeks saham syariah di Indonesia dibagi menjadi:
- ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia): Mencatat seluruh saham syariah yang ada di Indonesia, termasuk yang ada di papan utama maupun papan pengembangan.
- IDX-MES BUMN 17: Mencatat saham syariah keluaran BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
- JII (Jakarta Islamic Index): Mencatat 30 saham syariah di Indonesia yang memiliki tingkat likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar.
- JII70 (Jakarta Islamic Index 70): Mencatat 70 saham syariah di Indonesia yang memiliki tingkat likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar.
Dari sini, Sobat PINA bisa menyimpulkan kalau investasi saham syariah itu benar-benar ada dan sudah terjamin kehalalannya. Tertarik untuk mulai berinvestasi sesuai syariat Islam?
Enggak perlu bingung cari tempat berinvestasi karena sekarang aplikasi keuangan all-in-one PINA sudah punya fitur tematik Saham Syariah. Di sini, kamu bakal lebih mudah mencari emiten syariah karena semua sudah dikategorikan sesuai performanya.
Bukan cuma investasi, di PINA kamu juga bisa dapat insight baru seputar keuangan, termasuk cara mengelola finansial agar bisa menyiapkan dana pensiun.
PINA juga sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) serta KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), jadi seluruh transaksimu dipastikan aman! Yuk, download aplikasi PINA sekarang juga!

Pina
Content Writer Team