BEI Mau Buat Aturan Auto Rejection Simetris, Sobat PINA Harus Takut atau Senang ya?
Apa itu Auto Rejection dan fungsinya? Sobat PINA, yuk kenalan lebih jauh sama Auto Rejection sebelum bursa benar-benar berlakukan Auto Rejection Simetris.
Halo, Sobat PINA yang hobi Cutloss!
Sepertinya kamu wajib banget untuk berhenti dari hobi aneh ini, soalnya Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengubah aturan Auto Rejection menjadi simetris.
Jadi buat kamu yang baru masuk dunia per-bursaan setelah COVID menyerang, pastinya sudah terbiasa dengan aturan yang ada sekarang. Misalnya jam buka-tutup bursa hingga aturan batas Auto Rejection saham yang sangat bersahabat, terutama untuk ARB yang dipukul rata 7%.
Jika BEI benar-benar menggunakan aturan Auto Rejection yang simetris dimana ARA dan ARB memiliki batas maksimal bernilai sama, maka hobi Cutloss bukanlah jalan ninjamu lagi!
Tapi sebelum membahas lebih dalam, kita ulas dulu soal Auto Rejection ini ya. Semoga bisa bantu Sobat PINA untuk lebih memahami kenapa hobi Cutloss itu sangat tidak dianjurkan.
Sebenarnya apa itu Auto Rejection?
Auto Rejection pada harga saham adalah batas atas (maksimum) atau batas bawah (minimum) terhadap naik-turunnya harga saham dalam satu hari perdagangan bursa.
Makanya banyak trader yang sering menyebut ARA (Auto Reject Atas) dan ARB (Auto Reject Bawah). ARA adalah kondisi yang sangat diharapkan oleh para trader, sedangkan ARB merupakan kondisi sebaliknya.
Jika ARA atau ARB terjadi, maka biasanya perdagangan saham pada emiten tersebut akan berhenti lebih cepat sebelum penutupan bursa. Emiten tersebut baru akan diperdagangkan lagi dihari selanjutnya.
ARA dan ARB bisa juga terjadi berhari-hari dengan berbagai faktor penyebab. Apabila suatu emiten mengalami ARA atau ARB beruntun, biasanya pihak bursa akan memberlakukan penghentian perdagangan untuk beberapa waktu ke depan.
Fungsi Auto Rejection?
Tidak seperti bursa mata uang Kripto, bursa saham berlakukan mekanisme Auto Rejection ini untuk melindungi investor dari fluktuasi harga saham yang terlalu tinggi. Jadi, naik-turunnya harga saham selalu terkendali dengan batas tertentu.
Haruskah Takut dengan Auto Rejection Simetris?
Sebelum Sobat PINA dapat jawabannya, kita coba bandingkan dulu aturan Auto Rejection pra-pandemi dan saat pandemi ya. Sumbernya dari idx.co.id.
Begini Aturan Auto Rejection Sebelum & Saat COVID
Aturan Auto Rejection dibagi berdasarkan rentang harga saham, dimana setiap level harga saham punya batas Auto Rejection berbeda.
Sebenarnya sejak sebelum Pandemi COVID, BEI sudah menggunakan Auto Rejection Simetris. Lalu diubah saat awal pandemi dengan batas ARB 10%, tapi karena satu dan lain hal batas ARB kembali diturunkan ke angka 7%.
Boleh dibilang cara tersebut cukup efektif menjaga kondisi pasar saham Indonesia. Walaupun secara keseluruhan IHSG tetap mengalami penurunan drastis saat Pandemi COVID 2020 dan berangsur pulih hingga kini.
Auto Rejection Simetris Bikin Resiko Cutloss Lebih Tinggi?
Secara besaran persentase angkanya, Auto Rejection Simetris memang jauh lebih besar dibanding aturan saat ini.
Nah, kalau jadi diberlakukan maka ARA dan ARB persentasenya akan sama. Fluktuasi harga saham pun pasti lebih fantastis dibanding saat ini yang masih menggunakan aturan saat masa pandemi COVID.
Investor Tidak Perlu Takut Auto Rejection Simetris
Karena sebelumnya sudah pernah berlakukan Auto Rejection Simetris, seharusnya Sobat PINA yang sudah lama berkecimpung di pasar modal tidak perlu takut. Pada akhirnya semua kembali seperti dulu!
Lalu bagaimana dengan Sobat PINA yang baru masuk pasar saham saat masa pandemi dan sudah terbiasa dengan aturan Auto Rejection saat ini?
Ya pastinya tidak perlu takut juga! Karena selalu ada tips buat investor pemula.
Jika Sobat PINA adalah seorang trader, berarti harus semakin disiplin dengan rencana tradingnya. Pastikan kamu punya batas Cutloss yang jelas dan selalu jalankan sesuai rencana.
Yang berbahaya itu Sobat PINA yang trading tapi hobi Cutloss tapi tanpa perhitungan!
Karena sesungguhnya, Cutloss juga harus dihitung! Bukan hanya Profit saya yang dihitung dan ada targetnya.
Sedangkan bagi Sobat PINA yang memang fokus investasi untuk masa depan dan rutin DCA, pastinya regulasi baru ini tidak terlalu pengaruh ya?
Mungkin batas ARB 35% justru bisa jadi kesempatan bagus untuk DCA untuk dapat harga beli terbaik.
Terus Buat Sobat PINA yang Mau Investasi Tapi Masih Takut Gimana?
Tenang saja, PINA sudah siapin fitur keren buat siapapun yang mau investasi untuk masa depan dengan tujuan keuangan yang jelas!
Kamu bisa investasi tanpa perlu jago analisa laporan keuangan atau analisa teknikal, kamu juga tetap bisa dapat keuntungan maksimal tanpa FOMO!
Auto Rejection Simetris juga bukan masalah!
Gunakan PINA GOAL saja!
Cukup beritahu PINA apa tujuan keuanganmu, profil resiko, jumlah yang ditargetkan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berinvestasi?
Ditambah lagi kamu berkesempatan untuk dapat CASHBACK upto Rp 10 Juta untuk setiap PINA GOAL jika kamu rutin menabung selama 1 tahun!
Pelajar lebih lanjut cara untuk dapat CASHBACK upto Rp 10 Juta dari PINA.

Pina
Content Writer Team